Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Friday, January 27, 2012

Pentingnya Penampilan dan Lambang Dalam Komunikasi

Friday, January 27, 2012
1. PENAMPILAN SERASI
Dapat dimaklumi bersama bahwa untuk berkomunikasi secara baik, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut, selain kemampuan merumuskan ide atau gagasan, situasi, pihak-pihak terkait juga penampilan kita. Penampilan merupakan suatu keseluruhan yang nampak, baik itu postur tubuh anggota tubuh juga busana, assesori, make up. Untuk itu sediakan waktu untuk merawat diri kita, tubuh terawat, rambut bersih dan rapi, tata rias yang wajar, gaya busana yang tepat, koordinasi warna yang serasi dan sebagainya. Berbusana yang baik sangat menunjang penampilan dan penampilan yang serasi memperlancar komunikasi.

Busana yang baik ditentukan oleh mutu, gaya potongan yang tepat, warna yang serasi pelengkap busana yang terawat baik, rapi, praktis, nyaman (enak dipakai ). Perlu mendapatkan perhatian pula tentang keseimbangan penampilan yang nampak dari luar juga kesiapan mental. Bila hal ini kurang mendapat perhatian seringkali mengundang peluang ketidakserasian dalam penampilan.

2. LAMBANG-LAMBANG DALAM KOMUNIKASI
Perilaku orang berkomunikasi tidak hanya mengoperasionalkan bibir dan suara tetapi mengoperasionalkan seluruh kepribadian orang tersebut secara total.

Semakin pandai berkomunikasi semakin lengkap mengoperasionalkan lambang-lambang yang dapat diciptakan dari gerakan anggota badan, perasaan dan warna-warna.
Dibawah ini kami ungkap antara lain :

1. Lambang gerakan tubuh dan gerakan anggota badan
Bila kita perhatikan seseorang yang sedang berbicara nampak pula menggerakkan tangan jari-jari, bahkan bola matanya, baik itu secara bersama-sama maupun secara bergantian hal ini merupakan informasi dalam bentuk lambang.

2. Lambang gambar dan huruf serta angka-angka
Bila kita sedang berada dijalan umum banyak kita jumpai rambu-rambu lalu lintas yang ditampilkan dalam gambar-gambar pompa bensin, tanda panah, huruf bahkan angka- angka untuk memberi petunjuk pemakaian jalan bagi pengemudi.

3. Lambang benda-benda tertentu
Seseorang yang menyampaikan rasa simpati dengan mengirimkan setangkai bunga mawar atau dalam mengucapkan berduka cita kita kirimkan karangan bunga.

4. Lambang warna
Didalam kehidupan sehari-hari, suasana komunikasi dapat juga disampaikan lewat warna-warna. Secara garis besar pada umumnya pada umumnya warna-warna hitam untuk mengkomunikasikan suasana sedih, kematian sedangkan warna putih untuk suasana suci, damai bahagia, warna merah untuk mengkomunikasikan keberanian, sukses, kemenangan, kuning mas artinya agung luhur. Warna tidak dapat berdiri sendiri, suatu warna yang tampil senantiasa dipengaruhi oleh warna-warna disekitarnya, bahkan dipengaruhi oleh warna-warna disekitarnya, bahkan dipengaruhi keadaan lingkungan dan cuaca.

Riset komunikasi biasanya tertuju pada empat aspek dalam proses komunikasi, yaitu komunikator ( communicator ), pesan ( message ), saluran ( channel ), dan audiens. Dalam riset kebahasaan, komunikator adalah juga pesan kalau tidak dalam bentuk kata-kata, gambar atau tanda menjadi kode atau simbol. Saluran dalam komunikasi massa antara lain media massa. Orang yang berperan sebagai audiens dikenal sebagai penerjemah kode-kode, simbol dan sebagainya yang disebut dekoder.

Masing-masing orang punya gudang penyimpanan pengalaman ( stored experiences ) sesuai dengan " filter " yang dimiliki dalam menerima pesan, yaitu keyakinan ( believes ) serta nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, keluarga, masyarakat maupun kelompok lain.
Sebuah pesan yang diyakini dan nilai-nilai yang akan ditanamkan bisa mengalami distorsi atau disalahartikan ( misinterpreted ). Bila interpretasi yang salah diambil alih oleh orang lain, hal itu disebut dissonance.

Disonansi bisa juga terjadi karena adanya distraksi ( distraction ) antara sumber dan audiens, hambatan sumber ( channel noise ). Komunikasi profesional merumuskan umpan balik dengan perhatian pada kekeliruan¬kekeliruan dan sangat hati-hati menggunakan prinsip-prinsip redundansi ( redundancy ). Redundansi adalah teknik penyampaian informasi dengan cara mengulang-ulang bentuk ide dari pesan yang disampaikan.

Hambatan kedua adalah semantic noise, yaitu hambatan mencapai saling pengertian yang disebabkan oleh faktor kebahasaan. Dalam hal ini, tingkat kerangka referensi antara komunikator dan komunikan tidak sama.

Salah satu aspek yang tidak kalah penting dalam proses komunikasi adalah apa yang disebut non-verbal communication, atau dikenal juga dengan istilah silent language. Proses komunikasi ini terjadi melalui body language, seperti ekspresi wajah, gerakan mata ( eye movement ), kostum, pakaian, kosmetik, kualitas suara, dan lain-lain.
Perpektif lain yang menerangkan proses komunikasi adalah bahwa dalam transformasi tersebut terjadi apa yang dinamakan suatu transaksi. Dengan demikian, selain pengiriman lambang terjadi juga proses psikologis, yaitu transaksi stimulan dan transaksi respons.

Kualitas komunikasi dan saling pengertian ( mutual understanding ) ditentukan oleh tingkat penghargaan dan kepentingan komunikan terhadap komunikator maupun terhadap pesan. Adakalanya komunikasi massa tidak dapat berlangsung hanya dengan mengandalkan komponen media, penyebaran, dan audiens. Keberadaan ( eksistensi ) audiens sendiri sangat menentukan tingkat saling pengertian yang akan dicapai. Kultur masyarakat yang intro¬vert merupakan kendala yang sangat serius. Dalam kondisi semacam ini, komunikasi massa masih membutuhkan bantuan komunikasi interpersonal. Peranan opinion leaders sangat strategis dalam menerjemahkan pesan-pesan tertentu yang bagi masyarakat awam sering terkesan rumit karena tingkat kerangka referensi dan tingkat pengalaman mereka kurang memadai.

Setiap orang menggunakan lambang dan simbol tanpa banyak berpikir. Dalam hubungan antarmanusia, arti dan maksud lambang serta simbol dapat langsung ditangkap. Oleh sebab itu, penggunaan simbol dapat dikatakan sebagai ciri khas manusia. Sekalipun demikian penggunaan tanda , simbol dan lambang oleh manusia dalam kegiatan komunikasi tidak terjadi begitu raja. Terlebih dulu harus ada proses pembelajaran, yaitu upaya pengenalan dan pemaknaan serta penggunaan lambang-lambang tersebut. Penggunaan lambang dalam komunikasi mencerminkan penguasaan makna atas proses pembelajaran.

Dalam artinya yang sangat luas, proses pembelajaran meliputi sosialisasi komplek yang ada dimasyarakatnya, sedangkan dalam artinya yang sempit pembelajaran merupakan aktivitas yang memiliki tujuan tertentu yang dilakukan melaui pendidikan formal.

Pada gilirannya, proses pembelajaran akan membentuk kerangka pengalaman dan kerangka referensi. Kerangka ini akan menjadi sistem respons yang efektif dengan tugas memberi tanggapan atas stimulus ( rangsangan ) yang menghampirinya. Kemampuan atau ketidakmampuan seseorang untuk memberi makna atau mengidentifikasikan stimulus tersebut sangat tergantung pada kekayaan referensi yang dimilikinya.

Pemaknaan terhadap dunia lambang atau tanda pada tingkat yang paling rendah adalah pemaknaan secara lugas, yaitu menginterpretasikan berdasarkan anal makna lambang tersebut ( etimologi ). Makna yang dihasilkan sering disebut makna denotatif. Apabila sebuah lambang mempunyai makna yang meluas ( punya lebih dari satu makna ), upaya pemaknaannya harus dilakukan dengan mencari hakikatnya. Perluasan dan verifikasi makna atas sebuah lambang, simbol atau tanda mungkin disebabkan oleh penggunaannya dalam konteks yang berbeda-beda.

Pemaknaan atas satu atau serangkaian lambang yang berhasil dibuat oleh individu sangat tergantung pada kemampuan individu itu dalam menarik lambang-lambang tersebut ke luar dari makna denotatifnya. Kemampuan yang dimaksud adalah suatu metodologi merangkaikan lambang-lambang menjadi susunan yang lebih kompleks tetapi memiliki sistematika atau keteraturan.

Aktivitas membaca adalah upaya untuk memperoleh kesan atas suatu tanda, lambang, simbol beserta rangkaiannya ( selanjutnya kita sederhanakan dengan istilah teks ). Kesan yang diperoleh pembaca teks tidak sebatas pada konsep tentang ide yang disampaikan, tetapi juga mempunyai efek psikologis tertentu. Konsep ide dan efek psikologis harus dipisahkan dalam proses membaca bila kesan yang obyektif ingin diperoleh, sebab efek psikologis bisa memberikan predisposisi yang tidak menguntungkan bagi penalaran yang sehat. Misalnya, perasaan tidak suka akan sebagaian konsep ide dalam teks bisa menimbulkan kesimpulan dini yang keliru. Demikian halnya rasa marah, melankolis (sedih, duka) , berprasangka, bisa menyesatkan interpretasi atas teks.
Dari pengertian komunikasi, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen-komponen tersebut adalah komunikator yaitu

orang yang menyampaikan pesan, pesan yaitu pernyataan yang didukung oleh lambang, komunikan yaitu orang yang menerima pesan, media yaitu sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya dan efek yaitu dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Teknik berkomunikasi adalah cara atau seni penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran dan sebagainya.

Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, antara lain kial yaitu gerakan anggota tubuh, gambar, warna dan sebagainya. Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir, atau menganggukkan kepala adalah kial yang merupakan lambang untuk menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang. Gambar, apakah itu foto, lukisan, sketsa, karikatur diagram, grafik, atau lain-lainnya adalah lambang yang biasa digunakan untuk menyampaikan pernyataan seseorang.

Demikian pula warna, seperti pada lampu lalu lintas, merah berarti berhenti, kuning berati siap, dan hijau berarti berjalan, kesemuanya itu lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan instruksi kepada para pemakai jalan. Diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan seseorang mengenai hal-hal selain yang konkrit juga yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya.

Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang timbul dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu :

1. Dampak kognatif
Adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan.

2. Dampak afektif
Dampak ini lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognatif. Di sini tujuan komunikator bukan hanya sekedar upaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

3. Dampak behavioral
Dampak ini yang paling tinggi kadarnya, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Untuk contoh mengenai ketiga jenis dampak di atas dapat diambil dari berita surat kabar. Pernah sebuah berita surat kabar membuat berita yang dilengkapi foto mengenai seorang wanita yang menderita tumor yang menahun sehingga perutnya besar . Peristiwa yang diberitakan lengkap dengan fotonya itu menarik perhatian banyak pembaca.

Berita tersebut dapat menimbulkan berbagai jenis efek. Jika seorang pembaca hanya tertarik untuk membacanya saja dan kemudian ia menjadi tahu maka dampaknya hanya berkadar kognitif saja. Apabila ia merasa iba atas penderitaan perempuan yang hidupnya tidak berkecukupan itu, berita tersebut menimbulkan dampak afektif. Tetapi kalau si pembaca yang tersentuh hatinya itu kemudian pergi ke redaksi surat kabar yang memberitakannya dan menyerahkan sejumlah uang untuk disampaikan kepada si penderita maka berita tadi menimbulkan dampak behavioral.

Jadikan setiap Postingan untuk ajang DISKUSI dan saling BERBAGI agar ilmu anda semakin berkembang dan berguna bagi orang lain.

Gunakan Kolom Komentar di bawah ini untuk menyampaikan PENDAPAT/ OPINI sebagai bentuk partisipasi untuk mencerdaskan bangsa.



Anda Akan Menyukai ini :

0 komentar:

Post a Comment

 

Komentar

Postingan Terakhir