Ketua DPR RI Marzuki Alie, mengungkapkan pengadaan alat absen finger print yang dilakukan Sekretariat Jenderal DPR bermasalah. Menurutnya, pengadaan alat bernilai Rp 4 miliar ini tak rasional. "Menurut saya itu seharusnya tak lebih dari Rp 200 juta. Akhirnya saya punya kenalan, dan saya minta untuk datang ke Sekjen DPR supaya jangan sempat terbeli terlalu mahal. Masa Rp 4 milar lebih, kan gila," ujar Marzuki kepada wartawan di gedung DPR.
Alat absen elektronik ini menurut Marzuki diadakan sebagai solusi untuk mengatasi soal absensi anggota dewan. Selama ini, menurutnya, absensi anggota dewan kerap bermasalah karena dilakukan secara manual. Banyak anggota dewan yang sering tak datang dalam rapat namun tanda tangannya tertera dalam absensi. "Karena itu diusulkan pakai finger print supaya tidak ada lagi yang seperti itu," ujarnya.
Namun, Marzuki mengaku kaget begitu mengetahui nilai proyek ini mencapai Rp 4 miliar. Ia mengatakan, dirinya sendiri mengetahui harga alat seperti ini karena pernah membeli untuk sekolah yang dimilikinya. "Untuk yang kualitasnya biasa saja, harganya hanya sekitar Rp 1 juta per unit. Sementara kualitas yang baik sekitar Rp 5 juta per unit," tuturnya.
Untuk DPR, ia menambahkan, dibutuhkan setidaknya 16 unit alat pemindai jari ini. Sehingga ia memperkirakan total anggaran yang dibutuhkan tak lebih dari Rp 4 miliar. "Katakanlah ambil yang bagus, butuh 16 unit paling cuma Rp 80 juta. Pemasangan dan segala macamnya paling maksimal Rp 400 an juta," katanya.
Alat absen elektronik ini menurut Marzuki diadakan sebagai solusi untuk mengatasi soal absensi anggota dewan. Selama ini, menurutnya, absensi anggota dewan kerap bermasalah karena dilakukan secara manual. Banyak anggota dewan yang sering tak datang dalam rapat namun tanda tangannya tertera dalam absensi. "Karena itu diusulkan pakai finger print supaya tidak ada lagi yang seperti itu," ujarnya.
Namun, Marzuki mengaku kaget begitu mengetahui nilai proyek ini mencapai Rp 4 miliar. Ia mengatakan, dirinya sendiri mengetahui harga alat seperti ini karena pernah membeli untuk sekolah yang dimilikinya. "Untuk yang kualitasnya biasa saja, harganya hanya sekitar Rp 1 juta per unit. Sementara kualitas yang baik sekitar Rp 5 juta per unit," tuturnya.
Untuk DPR, ia menambahkan, dibutuhkan setidaknya 16 unit alat pemindai jari ini. Sehingga ia memperkirakan total anggaran yang dibutuhkan tak lebih dari Rp 4 miliar. "Katakanlah ambil yang bagus, butuh 16 unit paling cuma Rp 80 juta. Pemasangan dan segala macamnya paling maksimal Rp 400 an juta," katanya.
Jadikan setiap Postingan untuk ajang DISKUSI dan saling BERBAGI agar ilmu anda semakin berkembang dan berguna bagi orang lain.
Gunakan Kolom Komentar di bawah ini untuk menyampaikan PENDAPAT/ OPINI sebagai bentuk partisipasi untuk mencerdaskan bangsa.
0 komentar:
Post a Comment