ZHENGZHOU, KOMPAS.com - Seorang pria yang secara keliru dipenjarakan selama 11 tahun karena diduga membunuh mendapat ganti rugi sebesar 650.000 yuan (96.000 dolar AS), demikian keterangan pemerintah Provinsi Henan, China utara, Kamis (13/5/2010).
Jumlah itu meliputi ganti rugi dari negara dan berbagai santunan, demikian putusan yang dibuat oleh Pengadilan Rakyat Menengah di Kota Zhengzhou.
"Zhao Zhuohai (57) menerima ganti rugi Kamis pagi dari Song Haiping, Kepala Pengadilan Menengah," kata seorang pejabat pengadilan pada taklimat bersama dengan Pengadilan Tinggi provinsi.
Ia mengatakan ganti rugi itu diberikan sejalan dengan peraturan ganti rugi negara. Ketika Zhuohai di penjara, istrinya menikah lagi, dua dari empat anaknya diadopsi sementara dua lagi menjadi pekerja migran.
Setelah dibebaskan, Zhuohai mengatakan kepada wartawan ia dipaksa mengaku melakukan pembunuhan. "Saya dipukuli selama interogasi dan disiksa agar tetap sadar selama lebih dari 30 hari. Lebih mati daripada hidup," kata Zhuohai kepada Beijing News.
Kantor kejaksaan, pengadilan dan polisi setempat sedang menyelidiki kasus itu dan telah berjanji akan menghukum mereka yang bertanggungjawab atas kesalahan dalam menjatuhkan hukuman tersebut.
Dua polisi telah ditahapn karena dicurigai menyiksa Zhuohai untuk mendapat pengakuan dan seorang polisi lagi masih bebas.
"Pengakuan yang diperoleh melalui penyiksaan tak dapat dipercaya. Petugas polisi mesti belajar menangani kasus kriminal dengan cara yang lebih cerdas dan ilmiah," kata Kepala Polisi Shangqiu, Xu Dagang, kepada Xinhua, Rabu.
Zhao Zhenshang, orang yang telah mati muncul lagi di desa tempat tinggalnya pada 2 Mei untuk mencari dukungan kesejahteraan. Ia telah melarikan diri setelah perkelahian itu karena ia takut dituduh membunuh.
Editor: bnj | Sumber : Ant, Xinhua, Oana
Jumlah itu meliputi ganti rugi dari negara dan berbagai santunan, demikian putusan yang dibuat oleh Pengadilan Rakyat Menengah di Kota Zhengzhou.
"Zhao Zhuohai (57) menerima ganti rugi Kamis pagi dari Song Haiping, Kepala Pengadilan Menengah," kata seorang pejabat pengadilan pada taklimat bersama dengan Pengadilan Tinggi provinsi.
Ia mengatakan ganti rugi itu diberikan sejalan dengan peraturan ganti rugi negara. Ketika Zhuohai di penjara, istrinya menikah lagi, dua dari empat anaknya diadopsi sementara dua lagi menjadi pekerja migran.
Setelah dibebaskan, Zhuohai mengatakan kepada wartawan ia dipaksa mengaku melakukan pembunuhan. "Saya dipukuli selama interogasi dan disiksa agar tetap sadar selama lebih dari 30 hari. Lebih mati daripada hidup," kata Zhuohai kepada Beijing News.
Kantor kejaksaan, pengadilan dan polisi setempat sedang menyelidiki kasus itu dan telah berjanji akan menghukum mereka yang bertanggungjawab atas kesalahan dalam menjatuhkan hukuman tersebut.
Dua polisi telah ditahapn karena dicurigai menyiksa Zhuohai untuk mendapat pengakuan dan seorang polisi lagi masih bebas.
"Pengakuan yang diperoleh melalui penyiksaan tak dapat dipercaya. Petugas polisi mesti belajar menangani kasus kriminal dengan cara yang lebih cerdas dan ilmiah," kata Kepala Polisi Shangqiu, Xu Dagang, kepada Xinhua, Rabu.
Zhao Zhenshang, orang yang telah mati muncul lagi di desa tempat tinggalnya pada 2 Mei untuk mencari dukungan kesejahteraan. Ia telah melarikan diri setelah perkelahian itu karena ia takut dituduh membunuh.
Editor: bnj | Sumber : Ant, Xinhua, Oana
Anda Akan Menukai ini :
Literatur Ekonomi | Ekonomi Mikro | Buku Komputer | Buku Gratis | Kumpulan Buku | Contoh Makalah | Makalah Management | Makalah Manajemen | Ekonomi Islam | Ilmu Ekonomi | Sistem Ekonomi Indonesia | Free Novels | Novel Melayu | Sistem Informasi Akuntansi | Ilmu Akuntansi | Buku Akuntansi | Dasar Akuntansi | Jurnal Akuntansi | Artikel Akuntansi | Laporan Keuangan Perusahaan Jasa | Skripsi Akuntansi | Sistem Informasi Manajemen | Artikel Manajemen | Manajemen Sumber Daya Manusia | Manajemen Pemasaran | Konsep Dasar Manajemen | Cerpen Indonesia | Cerpen Remaja | Cerpen Cinta | Novel Cerpen | Motivasi Diri | Politik Amerika | Psikologi Anak | Psikologi Sosial | Psikologi Pendidikan | Psikologi Remaja | Pengertian Psikologi | Artikel Ekonomi
0 komentar:
Post a Comment