APA ITU ILMU ?
1. Catatan Awal
Seperti disinggung di Bab I, ungkapan firm Pengetahuan yang biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari maupun kalangan akademis di Indonesia bersifat rancu. Jangankan kalangan masyarakat biasa, kalangan akademis dan perguruan tinggi pun menggunakannya. Kita kenal lembaga yang disebut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dalam kurikulum, kita kenal pembagian llmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Mengapa rancu? Karena pengetahuan dan ilmu merupakan dua hal yang berbeda. Pengetahuan adalah kumpulan fakta. Sedangkan, ilmu (seperti yang akan kita bahas) adalah pengetahuan sistematis atau pengetahuan ilmiah. Jadi, pengetahuan merupakan bahan mentah bagi ilmu. Agar disebut ilmu, pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Jelas, ilmu pasti merupakan pengetahuan, sedangkan pengetahuan belum dapat disebut ilmu.
Penggunaan istilah ilmu pengetahuan merupakan pleonasme, suatu yang berlebihan. Pemakai bahasa Indonesia yang benar akan menggunakan Lembaga Ilmu Indonesia, Ilmu Alam, atau Ilmu-ilmu Sosial. Begitupun, ungkapan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) juga salah kaprah. Yang benar ialah ilmu dan teknologi (sehingga singkatannya harus menjadi Iltek (bukan Iptek).
Dalam seluruh pembahasan mata kuliah ini, digunakan kata iimu untuk menunjukkan padanan dari kata bahasa Inggris science (jadi tidak digunakan istilah ilmu pengetahuan). Sementara, untuk padanan dari kata Inggris knowledge, digunakan kata pengetahuan.
2. Pengertian Ilmu
Ilmu merupakan padanan kata bahasa Inggris science, atau scientia (bahasa Latin). Kata kerja bahasa Latin adalah scire, yang artinya tahu atau mengetahui. Kata ini harus dibedakan dari pengetahuan (knowledge). Seperti dijelaskan sekilas di atas, ilmu adalah bukannya sekedar pengetahuan melainkan scientific knowledge.
Apa itu ilmu (science) ? Ada banyak definisi yang saling melengkapi. Tapi definisi yang sangat umum dan mudah ialah systematic body of knowledge (bangunan pengetahuan yang sistematis). Agar lebih jelas, kita bisa mengutip pendapat John G. Kemeny tentang apa itu ilmu. Dia mendefinisikan ilmu sebagai berikut: all knowledges collected by means of the scientific method (semua pengetahuan yang dikumpulkan dengan metode ilmiah). Jadi, ilmu adalah pengetahuan sistematis.
3. Wujud Ilmu
Apa wujud sebuah ilmu? Dengan kata lain, apa yang terbayang bila kita menyebut kata ilmu? Atau lebih konkrit, apa yang Anda pikirkan atau bayangkan, bila Anda mengatakan bahwa Anda belajar Psikologi? Psikologi itu seperti apa?
The Liang Gie menyebut tiga wujud ilmu, yaitu ilmu sebagai proses, ilmu sebagai prosedur, dan ilmu sebagai produk. Menjawab pertanyaan di atas, harus dikatakan bahwa psikologi- merupakan proses, prosedur, dan produk. Ini perlu disadari karena biasanya kita cenderung mengartikan ilmu sebagai produk atau hasil kegiatan ilmiah, padahal aspek proses dan prosedur pun sangat penting.
Proses berarti aktivitas penelitian, prosedur berarti metode ilmiah, sedangkan produk berarti pengetahuan sistematis. Jadi, sebagai proses, psikologi
menampakkan diri sebagai aktivitas penelitian. / Sebagai prosedur, psikologi meneliti dengan menggunakan metode ilmiah. Dan sebagai produk, psikologi merupakan bangunan pengetahuan yang sistematis. Ketiga wujud ilmu di atas dapat disebut juga sebagai aspek-aspek ilmu. Ketiga pengertian itu berkaitan secara logis.
Aktivitas ilmiah hanya terdapat di kelompok manusia khusus (yaitu ilmuwan). Mengapa aktivitas ilmiah hanya terdapat pada masyarakat manusia? Sebab aktivitas ilmiah hanya dilakukan dengan rasio. Karena hanya manusia memiliki rasio, maka kegiatan ilmiah pun hanya terdapat dalam masyarakat manusia (khususnya ilmuwan). Hampir sebagian besar pembahasan tentang wujud ilmu di bawah ini mengacu kepada buku The Liang Gie dalam bukunya Filsafat Ilmu.
3.1. Ilmu sebagai Proses
Ilmu sebagai proses berarti ilmu merupakan aktivitas penelitian. Para pelakunya disebut ilmuwan (scientist). Aktivitas yang dilakaukan tidak bersifat tunggal, melainkan jamak. Ada rangkaian aktivitas penelitian yang bersifat rasional, kognitif, dan teleologis. Aktivitas rasional berarti kegiatan dengan menggunakan rasio. Yang terjadi adalah kegiatan penalaran logis atas pengamatan empiris. Aktivitas kognitif berarti kegiatan yang bertalian dengan proses tahu dan pengetahuan. Dengan proses kognitif (pengenalan, pencerapan, konsepsi, dan penalaran) manusia mengetahui sesuatu. Aktivitas teleologis (dari bahasa Yunani telos = tujuan) berarti kegiatan yang mengarah kepada tujuan tertentu. Jadi, ilmu adalah aktivitas yang mempunyai tujuan. The Liang Gie memberikan daftar tujuan yang ingin dicapai seorang ilmuwan lewat kegiatan ilmiah sebagai berikut:
• Pengetahuan (knowledge)
• Kebenaran (truth)
• Pemahaman (understanding, comprehension, insight)
• Penjelasan (explanation)
• Peramalan (prediction)
• Pengendalian (control)
• Penerapan (application, invention, production)
Karena aspek inilah, sering kita temukan defisini dari ilmuwan sebagai orang yang melakukan penelitian ilmiah. Seperti dikutip The Liang Gie, arti ini diberikan dalam The International Encyclopedia of Higher Education (scientist is a person who engages in scientific research). Tetapi, ini bukan definisi yang lengkap, karena hanya menggambarkan satu aspek dari ilmu dan kegiatan ilmu. Batasan yang lengkap harus mencakup pula dua aspek lain yang disebut di atas, yakni ilmu sebagai prosedur dan produk.
3.2. Ilmu sebagai Prosedur
Ilmu sebagai prosedur berarti ilmu merupakan kegiatan penelitian yang menggunakan metode ilmiah. Apa itu metode ilmiah? Ada banyak definisi, tetapi di sini kita cukup mengutip satu saja. Menurut The World of Science Encyclopedia, metode ilmiah ialah prosedur yang digunakan oleh ilmuwan dalam mencari secara sistematis pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan yang ada.
Dari berbagai definisi yang pernah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah pada umumnya menyangkut empat hal yakni: pola prosedural, tata langkah, teknik-teknik, dan alat-alat. Unsur yang termasuk dalam pola prosedural ialah pengamatan, percobaan, pengkukuran, survai, deduksi, induksi, dan analisa. Unsur yang termasuk dalam tata langkah ialah penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, kesimpulan, dan pengujian hasil. Unsur yang termasuk dalam teknik-teknik antara lain questionaire, wawancara, perhitungan, dan pemanasan. Alat-alat yang digunakan antara lain timbangan, meteran, perapian, komputer.
3.3. Ilmu sebagai Produk
Pengertian inilah yang paling sering digunakan. Dalam arti ketiga ini, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode ilmiah.
Sebagai sistem pengetahuan, ilmu mempunyai obyek material dan obyek formal. Obyek material sering disebut pokok soal (subject matter), sedangkan obyek material dinamakan titik perhatian (focus of interest) atau sikap pikiran (attitude of mind). Lebih lazim, obyek formal dinamakan sudut pandang.
Sebagai sistem pengetahuan atau pengetahuan sistematis, ilmu memiliki ciriciri empiris, sistematis, obyektif, analitis, dan verifikatif. Ciri empiris mengandaikan pengamatan (observasi) atau percobaan (eksperimen). Ilmu berbeda dari pengetahuan karena ciri sistematis, dan berbeda dari filsafat karena ciri empirisnya.
Ciri sistematis berarti bahwa kumpulan pengetahuan-pengetahuan itu memiliki hubungan-hubungan ketergantungan dan teratur. Ciri obyektif ilmu berarti bahwa pengetahuan ilmiah bebas dari prasangka perseorangan (personal bias) dan pamrih pribadi. Ilmu harus berisi data yang menggambarkan secara tepat gejala-gejala.
Ilmu berciri analitis artinya ilmu melakukan pemilihan-pemilahan atas pokok soal ke dalam bagian-bagian untuk mengetahui sifat dan hubungan bagian-bagian tersebut. Ciri verifikatif ilmu berarti bahwa tujuan yang ingin dicapai ilmu ialah kebenaran ilmiah. Kebenaran ini dapat berupa kaidah-kaidah atau azas-azas yang universal. Dengan demikian, manusia dapat membuat ramalan dan menguasai alam.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, The Liang Gie memberikan definisi sebagai berikut tentang ilmu. Dia mengatakan:Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognrtif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh, pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
(The Liang Gie, 130).
4. Ilmu dan Teknologi
Hubungan antara ilmu dan teknologi adalah hubungan antara teori dan penerapannya. Dengan kata lain, teknologi adalah penerapan teori ilmiah. Contoh, hukum-huktim tentang gelombang magnetik (teori), diterapkan dalam radio (teknologi). Jadi, radio adalah teknologi yang merupakan penerapan dari hukumhukum gelombang magnetik.
Banyak sekali definisi tentang teknologi. Definisi yang paling sederhana, namun yang menunjukkan hakikat teknologi, ialah bahwa teknologi merupakan penerapan ilmu, khususnya pengetahuan ilmiah kealaman (natural science). Bunge mendefinisikan teknologi sebagai ilmu terapan (applied science). Dia membagikan teknologi menjadi teknologi fisik (teknik mesin, teknik sipil), teknologi biologis (farmakologi), teknologi sosial (riset operasi), dan teknologi pikir (komputer).
Jadi, ilmu dan teknologi memang berbeda, tetapi tak dapat dipisahkan. Tidak ada teknologi tanpa ilmu. Sebaliknya, tanpa teknologi, perkembangan ilmu akan sangat lamban, bahkan terhambat. Antara keduanya terdapat hubungan dialektis. Ilmu menyiapkan bahan pendukung berupa teori-teori, sebaliknya penemuan teknologi memperluas cakrawala penelitian ilmiah.
5. Rangkuman
Apa yang dibahas di atas, dapat dirangkum dalam beberapa pokok pikiran berikut ini:
a. Pengetahuan (knowledge) belum merupakan ilmu (science). Hanya pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu disebut ilmu.
b. Dalam bahasa Indonesia ada salah kaprah dalam penggunaan istilah ilmu pengetahuan. Itu merupakan pleonasme yang sebetulnya tidak menunjukkan hakikat sebenarnya dari ilmu.Kata science (Inggris) lebih tepat diterjemahkan dengan ilmu, bukan dengan sains. Mengapa? Sebab sains tebih menunjukkan apa yang disebut natural sciences.
c. Ilmu selalu merupakan keutuhan pengertian antara proses (aktivitas penelitian), prosedur (metode ilmiah), dan produk (pengetahuan empiris). Dalam bahasa yang agak lain kita dapat mengatakan: ilriu diusahakan oleh aktivitas manusia; aktivitas dilakukan dengan metode tertentu; aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan sistematis.
d. Ilmu dan teknologi tidak sama, tetapi berhubungan secara dinamis. Ilmu merupakan teori, sedangkan teknologi adalah penerapan teori. Ilmu menyiapkan bahan pendukung berupa teori-teori, sedangkan teknologi memperluas cakrawala penelitian ilmiah.
0 komentar:
Post a Comment