Kamis, 18 Maret 2010 | 15:39 WIB
MELBOURNE, KOMPAS.com — Maksud hati ingin bersenang-senang dengan jadi turis, eh malah berujung di tahanan. Itulah yang dialami turis Filipina ini. Beruntunglah, dia akhirnya dibebaskan dari sangkaan bersalah, Kamis, setelah lima hari berada dalam tahanan polisi Australia.
Apa pasal? Petugas pabean di bandara Melbourne, Australia, mengira paket teh yang dibawa turis itu sebagai amfetamin (narkoba). Hakim di Pengadilan Melbourne, Jack Vandersteen, kemudian memerintahkan direktur penuntutan publik untuk membayar ganti rugi sebesar 5.000 dollar Australia (atau setara 4.600 dollar AS) kepada Maria Cecilia Silva (29) atas kesialan yang dia alami.
Ceritanya bermula saat Silva tiba di bandara Melbourne dari Filipina pada hari Sabtu. Anjing pelacak obat-obatan bereaksi terhadap bungkusan es teh yang ada dalam bagasinya. Pegawai pabean lalu menyatakan ada amfetamin dalam tiga bungkusan es teh rasa lemon itu. Silva lalu dibawa ke Polisi Federal.
Tes yang kemudian dilakukan menunjukkan hasil negatif dan jaksa penuntut menarik tuduhan bahwa Silva telah mengimpor narkoba.
Silva yang malang mendekam di rumah tahanan perempuan selama proses berlangsung. "Dia seorang perempuan yang tidak tahu apa-apa, yang selama lima hari berada dalam situasi yang mengerikan karena kebebasannya diambil dan ditempatkan di sel bersama sejumlah orang yang melakukan pelanggaran serius," kata pengacaranya, Michael Penna-Rees. "Dia mengalami trauma, kehilangan berat badan, dan akan segera mencari seorang dokter," tambahnya.
Pengacara itu menambahkan, teh itu dibeli di sebuah supermarket di Filipina dan belum dibuka.
Penulis: EGP | Editor: aegi | Sumber :Reuters
MELBOURNE, KOMPAS.com — Maksud hati ingin bersenang-senang dengan jadi turis, eh malah berujung di tahanan. Itulah yang dialami turis Filipina ini. Beruntunglah, dia akhirnya dibebaskan dari sangkaan bersalah, Kamis, setelah lima hari berada dalam tahanan polisi Australia.
Apa pasal? Petugas pabean di bandara Melbourne, Australia, mengira paket teh yang dibawa turis itu sebagai amfetamin (narkoba). Hakim di Pengadilan Melbourne, Jack Vandersteen, kemudian memerintahkan direktur penuntutan publik untuk membayar ganti rugi sebesar 5.000 dollar Australia (atau setara 4.600 dollar AS) kepada Maria Cecilia Silva (29) atas kesialan yang dia alami.
Ceritanya bermula saat Silva tiba di bandara Melbourne dari Filipina pada hari Sabtu. Anjing pelacak obat-obatan bereaksi terhadap bungkusan es teh yang ada dalam bagasinya. Pegawai pabean lalu menyatakan ada amfetamin dalam tiga bungkusan es teh rasa lemon itu. Silva lalu dibawa ke Polisi Federal.
Tes yang kemudian dilakukan menunjukkan hasil negatif dan jaksa penuntut menarik tuduhan bahwa Silva telah mengimpor narkoba.
Silva yang malang mendekam di rumah tahanan perempuan selama proses berlangsung. "Dia seorang perempuan yang tidak tahu apa-apa, yang selama lima hari berada dalam situasi yang mengerikan karena kebebasannya diambil dan ditempatkan di sel bersama sejumlah orang yang melakukan pelanggaran serius," kata pengacaranya, Michael Penna-Rees. "Dia mengalami trauma, kehilangan berat badan, dan akan segera mencari seorang dokter," tambahnya.
Pengacara itu menambahkan, teh itu dibeli di sebuah supermarket di Filipina dan belum dibuka.
Penulis: EGP | Editor: aegi | Sumber :Reuters
0 komentar:
Post a Comment