Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Saturday, March 13, 2010

Perilaku Harga Pasar dan Konsumen - Bab II Metodologi

Saturday, March 13, 2010
Bab II Metodologi

2.1. METODOLOGI ILMU EKONOMI

Seperti telah disinggung di atas, ilmu ekonomi mencoba menerangkan perilaku umat manusia dalam menggunakan alat-alat pemuas kebutuhan yang adanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan mereka yang bisa dikatakan jumlahnya tidak terbatas. Untuk mengetahui bagaimana tugas tersebut dilaksanakan, dalam bab ini kita sajikan beberapa pasal yang menyangkut metodologi.

Gambar 2.1.1. mengkhtisarkan secara garis besar urutan langkah-langkah kegiatan dalam ilmu ekonomi, khususnya yang menyangkut bidang teori. Pertama-tama kita perbicarakan sedikit mengenai dunia nyata. Menurut kenyataan dunia yang nyata amat sangat kompleks. Perbuatan seseorang demikian juga gejala-gejala yang terjadi dalam suatu perekonomian banyak faktor yang ikut mempengaruhi atau bahkan menentukannya. Faktor-faktor seperti misalnya politik, sosial, psikologi dan sebagainya lagi juga besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang atau suatu masyarakat. Teori ekonomi pada azasnya hanya menelaah salah satu dari sekian banyak aspek kehidupan seseorang atau suatu masyarakat, yaitu aspek ekonominya. Ini berarti bahwa kita dapat membedakan aspek-aspek ekonomi dari aspek-aspek lainnya, sekalipun kita tidak memisahkannya.

Oleh karena yang menarik perhatian kita hanyalah aspek ekonomi, maka aspek-aspek lainnya kita abaikan. Inilah yang kita sebut sebagai tindakan abstraksi. Uraian kita pada sub bab 1.3 mengenai pelaku-pelaku ekonomi misalnya, juga merupakan hasil abstraksi kenyataan.

Meskipun semua aspek yang bukan ekonomi, telah kita kesampingkan, namun masalahnya juga sering masih terlalu kompleks untuk bisa diperoleh gambaran yang jelas dan kesimpulan yang berarti, oleh karena pada umumnya tidak sedikit jumlah macam variabel ekonomi yang secara langsung ataupun tidak langsung mempunyai hubungan dengan masalah-masalah yang kita persoalkan. Oleh karena, itu terpaksa memilih di antara variabel-variabel tersebut mana yang kita perkirakan mempunyai peranan yang besar, dan yang bisa dipakai dalam model analisis ekonomi yang akan kita bentuk. Model analisis ekonomi atau economic model oleh Robert Y. Awh didefinisikan sebagai konstruksi teoritik atau kerangka analitik yang terdiri dari satu rangkaian asumsi-asumsi dari mana kesimpulan-kesimpulan kita turunkan.Di dalam menyusun model analisis ekonomi tersebut kita menentukan asumsi-asumsi mengenai hubunganhubungan di antara variabel-variabel yang kita pilih tersebut.

Langkah selanjutnya ialah, dari asumsi-asumsi yang kita pilih dan kita susun sebagai model ekonomi tersebut kita turunkan kesimpulan-kesimpulan teoritik. Menurunkan kesimpulan-kesimpulan dari hal yang umum ke hal yang khusus biasa disebut melakukan analisis deduksi. Yang dilakukan oleh teori ekonomi mikro pada umumnya hanya sampai dengan langkah ini. Kesimpulan-kesimpulan teoritik ini nantinya dapat pula dipergunakan untuk menyusun model-model analisis ekonomi lainnya.



Kesimpulan-kesimpulan -teoritik yang, dihasilkan tersebut apabila diturunkan secara betul dikatakan berlaku secara abstrak universal, yaitu berlalcti di manapun juga dan bilamanapun juga, asalkan dipenuhi syarat-bahwa kenyataan datam dunia-riyata sejalan dengan asumsi-asumsi yang terbentuk dalam model analisis ekonomi yang kita pakai. Apabila 'ternyata asumsi yang kita pakai tidak sesuai dengan dunia nyata, maka hasil kesimpulan yang kita turunkan tendensinya juga men'yimpang dari kenyataan: Sebagai contoh misalnya saja:

Dengan menggunakan asumsi bahwa rumah tangga perusahaan selalu berusaha memaksimumkan keuntungan, kita sampai pada kesimpulan bahwa meningkatnya permintaan akan produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan akan mengakibatkan bertambah besarnya keuntungan yang diperoleh atau bertambah kecilnya kerugian yang diderita oleh perusahaan bersangkutan.

Bisa saja terjadi bahwa karena sesuai hal sebuah rumah tangga perusahaan tidak bersikap rasional hingga meningkatnya permintaan akan produk yang dihasilkannya tidak mengakibatkan meningkatkan keuntungan hal mana misalnya disebabkan tambahan hasil penjualan dipergunakan untuk membiayai bertambahnya jumlah karyawan perusahaan.

Apabila banyak kesimpulan-kesimpulan teoritik yang menyimpang dari kenyataan, maka kalau kita tidak hati-hati, kita dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang hasilnya justru berlawanan dengan yang kita harapkan. Oleh karena itu kita perlu menguji validitas daripada teori dengan cara membandingkan kesimpulan-kesimpulan teoritik dengan dunia empirik. Pengujian teori tidak semudah yang kita ungkapkan, oleh karena sekali lagi dunia yang nyata sangat kompleks. Pada umumnya buku teks ekonomi mikro tidak mempersoalkan hal ini. Akhirnya dapat disebutkan di sini bahwa metode-metodeyang banyak dipakai dalam melaksanakan pengkajian teori ekonomi secara empirik dapat diperoleh dalam literatur statistik ekonomi dan di bidang ekonometrika.

2.2. ASUMSI-ASUMSI YANG DIPAKAI TEORI EKONOMI MIKRO

Di atas telah disebutkan bahwa teori ekonomi, khususnya teori ekonomi mikro, bekerja dengan menggunakan asumsi - asumsi. Dari asumsi-asumsi tersebut ada yang berlaku sangat umum dalam arti dipakai.oleh teori ekonomi, baik teori ekonomi mikro saja atau oleh teori ekonomi makro saja; dan akhirnya ada pula yang hanya dipakai untuk bagian-bagian tertentu ekonomi mikro maupun bagian-bagian tertentu ekonomi mikro. Di bawah ini disajikan sedikit uraian mengenai beberapa asumsi yang mendasari kebanyakan teori-teori ekonomi mikro.

A. Asumsi Umum. Asumsi asumsi di bawah ini dipakai baik oleh teori ekonomi mikro maupun kebanyakan teori ekonomi lainnya:

1. Asumsi Rasionalitas. Asumsi ini berlaku untuk semua; teori ekonomi. Pelaku ekonomi yang diasumsikan bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau economic man. Penggunaan asumsi ini pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha memaksimurnkan kepuasan; yaitu yang dalam literatur terbiasa dengan sebutan utiliy maximization assumption. Sebaliknya dalam Teori rumah tangga perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha memperoleh keuntungan sebesar~besarnya. Asumsi ini dalam literatur dikenal sebagai profit maximization, assumption.

2. Asumsi Ceteris Paribus Sebutan lain untuk asumsi,ini ialah asumsi other things being equal atau lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah. Yang dikehendaki oleh asumsi ini ialah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak disebutkan berubah, sepanjang dalam model analisis tidak diasumsikan sebagai varibel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.

3. Asumsi Penyederhaan. Meskipun asbtraksi sudah banyak sekali, mengurangi kompleksnya permasalahan, agar supaya
permasalahnnya lebih mudah dianalisis dan difahami, sering-sering kita perlu menyederhanakan persoalan ini lebih lanjut. Misalnya saja menurut kenyataan jumlah macam barang dan jasa yang dihadapi rumah tangga keluarga tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi, nanti akan kita saksikan misalnya pada Bab X, penggunaan analisis 'indiferen untuk menerangkan teori permintaan, jumlah macam barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua. Ini memaksa kita menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya menghadapi dua macam barang atati jasa.

B. Asumsi Khusus Ekonomi Mikro

Sebetulnya tidak banyak asumsi yang hanya dipergunakan oleh teori ekonomi mikro, dalam arti tidak dipergunakan sama sekali oleh teori ekonomi mikro. Hal ini kiranya mudah difahami kalau kita ingat bahwa yang membentuk perilaku perekonomian sebagai suatu keseluruhan tidak lain adalah perilaku para pelaku ekonomi itu sendiri, dengan demikian tidaklah mengherankan kalau kita jumpai bahwa teori ekonomi makro banyak menggunakan teori-teori atau kesimpulan-kesimpulan teoritik ekonomi mikro sebagai dasar analisisnya.

Oleh karena itulah maka yang kita maksud dengan asumsi khusus teori ekonomi mikro, hanyalah terbatas kepada asumsi-asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro akan tetapi tidak selalu dipakai oleh teori-teori ekonomi yang lain. Dengan menggunakan batasan ini kita dapat menyebut beberapa contoh asumsi khusus teori ekonomi mikro. Antara lain yang penting ialah asumsi ekuilibrium parsial dan asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian.

1. Asumsi ekuilibrium parsial. Untuk sebagian besar model-model analisis ekonomi mikrosepcrti juga halnya dengan seluruh isi buku ini, didasarkan kepada asumsi berlakunya ekuilibrium parsial, yang mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal balik antara perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan perekonomian dimana pelaku-pelaku ekonomi tersebut berada: Misalnya saja, sebagai akibat berubahnya cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam kita nembuat analisis kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran konsumsi tersebut terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya juga terhadap pendapatan mereka, dan yang selanjutnya akan berpengaruh juga terhadap pola pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium parsial unsur pemantulan semacam itu tidak kita perhatikan.

2. Asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian. Kelak kita akan menyaksikan misalnya, apabila harga suatu barang mengalami perubahan, maka berapapun kecilnya perusahaan tersebut, selalu diasumsikan bahwa konsumen melaknsakan penyesuaian tersebut. Faktor-faktor, seperti misalnya faktor psikologi, sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan penghambat terhadap penyesuaian tersebut. Misalnya meskipun kita tahu bahwa dengan menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara mengurangi konsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak dapat dijamin bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya saja dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z, mungkin kita enggan untuk mengadakan penyesuaian tersebut. Dalam teori ekonomi mikro kita mengasumsikan bahwa hambatan-hambatan terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.

C. Asumsi khusus model analisis ekonomi mikro

Di samping menggunakan asumsi umum teori ekonomi dan asumsi-asumsi khusus teori ekonomi mikro, seperti yang telah diuraikan di atas, kita juga menggunakan asumsi-asumsi yang lebih khusus lagi yaitu asumsi-asumsi yang hanya dipergunakan dalam model-model analisis tertentu. Asumsi-asumsi ini akan diuraikan pada waktu teori-teori atau model-model analisis bersangkutan kita bahas.


Download Versi PDF :

0 komentar:

Post a Comment

 

Komentar

Postingan Terakhir