Paramita Atmodiwirjo
Departemen Arsitektur Universitas Indonesia
ABSTRAK
Disiplin ilmu arsitektur memiliki keunikan sebagai sebuah disiplin yang menekankan pada kreativitas, dengan orientasi dalam kegiatan ‘mencipta’ atau ‘membuat’ sesuatu yang baru. Orisinalitas menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam proses berarsitektur. Pada saat yang bersamaan, kegiatan berarsitektur mengandung tuntutan untuk menyesuaikan terhadap berbagai konteks: kebutuhan manusia, kondisi ekonomi, sosial budaya, serta ketentuan dan peraturan yang berlaku. Untuk itu, maka pembelajaran arsitektur perlu memberikan bekal kemampuan untuk berkarya secara kreatif di dalam berbagai batas yang telah terdefinisi.
Tulisan ini membahas tentang kemampuan berpikir secara divergen sebagai sebuah kondisi untuk menuju tingkat kreativitas di mana lulusan pendidikan arsitektur mampu menghasilkan karya yang secara unik merespon permasalahan lingkungan manusia. Pembelajaran yang berorientasi kepada kemampuan berpikir divergen merupakan pembekalan kemampuan untuk mengembangkan berbagai kemungkinan dan alternatif yang terkait dengan sebuah isu. Kemampuan berpikir divergen merupakan sebuah indikasi dari terjadinya proses berpikir secara kreatif. Meskipun demikian, upaya dalam mengembangkan kemampuan berpikir divergen bukan tanpa masalah, terutama dalam budaya berpikir konvergen yang selama ini lebih banyak berkembang dalam pendidikan di Indonesia.
Tulisan ini menguraikan berbagai penerapan pengembangan kemampuan berpikir divergen dalam pembelajaran arsitektur. Kajian terhadap baku kompetensi arsitek yang ditetapkan oleh UIA juga menunjukkan pentingnya pengembangan kemampuan berpikir divergen dalam rangka mendidik para profesional di bidang arsitektur dengan berbagai kompetensi yang mutlak dimiliki. Pengembangan kemampuan berpikir divergen yang seimbang dengan kemampuan berpikir konvergen akan merupakan bekal yang sangat berharga dalam membentuk kemampuan kreatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan arsitektur.
Pendahuluan
Disiplin ilmu arsitektur identik dengan kegiatan mencipta atau menggagas sesuatu dalam rangka merespon terhadap berbagai isu dan permasalahan lingkungan manusia. Sebagai sebuah kegiatan mencipta atau menggagas, kegiatan arsitektur berhubungan erat dengan kreativitas. ”It is generally accepted that design is a creative occupation and that good designers are themselves creative people, and certainly we often describe their work as creative” (Lawson, 1980:107). Dengan demikian maka kemampuan untuk menjadi kreatif merupakan sebuah kemampuan yang mutlak diperlukan dalam profesi arsitektur.
Salah satu karakteristik yang berkaitan erat dengan kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen, yang merupakan lawan dari kemampuan berpikir konvergen (Guilford, 1970). Dengan demikian maka pengembangan berpikir divergen menjadi bagian yang penting dalam pembentukan kemampuan untuk menjadi kreatif dalam mencipta dan menggagas. Tulisan ini akan menguraikan pengembangan kemampuan berpikir divergen dalam pembelajaran arsitektur sebagai sebuah kondisi yang mendukung pengembangan kreativitas. Beberapa pertanyaan yang akan penulis coba bahas di sini meliputi: Seberapa jauh kemampuan berpikir divergen perlu dan mungkin dikembangkan dalam pembelajaran arsitektur? Aspek-aspek pembelajaran arsitektur apa saja yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir divergen? Serta seberapa jauh kemampuan berpikir divergen berperan dalam mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan dalam profesi arsitektur?
Departemen Arsitektur Universitas Indonesia
ABSTRAK
Disiplin ilmu arsitektur memiliki keunikan sebagai sebuah disiplin yang menekankan pada kreativitas, dengan orientasi dalam kegiatan ‘mencipta’ atau ‘membuat’ sesuatu yang baru. Orisinalitas menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam proses berarsitektur. Pada saat yang bersamaan, kegiatan berarsitektur mengandung tuntutan untuk menyesuaikan terhadap berbagai konteks: kebutuhan manusia, kondisi ekonomi, sosial budaya, serta ketentuan dan peraturan yang berlaku. Untuk itu, maka pembelajaran arsitektur perlu memberikan bekal kemampuan untuk berkarya secara kreatif di dalam berbagai batas yang telah terdefinisi.
Tulisan ini membahas tentang kemampuan berpikir secara divergen sebagai sebuah kondisi untuk menuju tingkat kreativitas di mana lulusan pendidikan arsitektur mampu menghasilkan karya yang secara unik merespon permasalahan lingkungan manusia. Pembelajaran yang berorientasi kepada kemampuan berpikir divergen merupakan pembekalan kemampuan untuk mengembangkan berbagai kemungkinan dan alternatif yang terkait dengan sebuah isu. Kemampuan berpikir divergen merupakan sebuah indikasi dari terjadinya proses berpikir secara kreatif. Meskipun demikian, upaya dalam mengembangkan kemampuan berpikir divergen bukan tanpa masalah, terutama dalam budaya berpikir konvergen yang selama ini lebih banyak berkembang dalam pendidikan di Indonesia.
Tulisan ini menguraikan berbagai penerapan pengembangan kemampuan berpikir divergen dalam pembelajaran arsitektur. Kajian terhadap baku kompetensi arsitek yang ditetapkan oleh UIA juga menunjukkan pentingnya pengembangan kemampuan berpikir divergen dalam rangka mendidik para profesional di bidang arsitektur dengan berbagai kompetensi yang mutlak dimiliki. Pengembangan kemampuan berpikir divergen yang seimbang dengan kemampuan berpikir konvergen akan merupakan bekal yang sangat berharga dalam membentuk kemampuan kreatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan arsitektur.
Pendahuluan
Disiplin ilmu arsitektur identik dengan kegiatan mencipta atau menggagas sesuatu dalam rangka merespon terhadap berbagai isu dan permasalahan lingkungan manusia. Sebagai sebuah kegiatan mencipta atau menggagas, kegiatan arsitektur berhubungan erat dengan kreativitas. ”It is generally accepted that design is a creative occupation and that good designers are themselves creative people, and certainly we often describe their work as creative” (Lawson, 1980:107). Dengan demikian maka kemampuan untuk menjadi kreatif merupakan sebuah kemampuan yang mutlak diperlukan dalam profesi arsitektur.
Salah satu karakteristik yang berkaitan erat dengan kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen, yang merupakan lawan dari kemampuan berpikir konvergen (Guilford, 1970). Dengan demikian maka pengembangan berpikir divergen menjadi bagian yang penting dalam pembentukan kemampuan untuk menjadi kreatif dalam mencipta dan menggagas. Tulisan ini akan menguraikan pengembangan kemampuan berpikir divergen dalam pembelajaran arsitektur sebagai sebuah kondisi yang mendukung pengembangan kreativitas. Beberapa pertanyaan yang akan penulis coba bahas di sini meliputi: Seberapa jauh kemampuan berpikir divergen perlu dan mungkin dikembangkan dalam pembelajaran arsitektur? Aspek-aspek pembelajaran arsitektur apa saja yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir divergen? Serta seberapa jauh kemampuan berpikir divergen berperan dalam mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan dalam profesi arsitektur?
0 komentar:
Post a Comment