Kamis, 11 Februari 2010 | 17:21 WIB
KOMPAS.com — Ekspatriat asal Inggris, Lita Broadhurst (48), tewas seketika setelah terjun dari lantai 4 sebuah gedung permukiman setinggi 9 meter lebih. Perempuan yang berprofesi sebagai guru ini sempat meninggalkan catatan di situs jejaring sosial Facebook untuk seorang putrinya yang masih remaja.
Lita Broadhurst yang menetap di dekat Almeria, tenggara Spanyol, semula direncanakan memberikan kesaksian terhadap mantan kekasihnya yang dituduh melakukan kekerasan fisik terhadap dirinya. Persidangan itu sendiri berlangsung pada hari ketika Lita mengakhiri hidupnya.
Mantan kekasih Lita Broadhurst telah dibebaskan dengan jaminan. Sementara itu, pihak penyidik masih terus menyelidiki pesan yang ditulis ibu dari 2 anak ini dua hari sebelum ia mengakhiri hidupnya.
Lita yang menyebut pelaku kekerasan terhadap dirinya di pesan Facebook di antaranya menulis: "Aku merasa sangat ketakutan dalam 12 jam terakhir sehingga harus tidur dengan pemukul besi di tangan, sebuah botol yang disiapkan di samping ranjang, dan telepon yang disiagakan untuk menelepon polisi."
"Saya tidak biasanya ditaklukkan oleh perasaan khawatir, tetapi entah kenapa kali ini aku tidak kuasa dikelilingi oleh perasaan khawatirku. Anak-anakku adalah satu-satunya sandaranku dan aku sangat menyesal dengan kedukaan yang kutinggalkan bagi mereka berdua," ucapnya.
"Kumohon pada anak-anakku, janganlah membenciku karena aku telah mengecewakan kalian. Kasih sayangku terhadap kalian tidak akan pernah sirna karena aku yakin kalian akan tetap bisa merasakannya saat membutuhkannya."
Pesan ini diberi judul oleh Lita Broadhurst, "Kata-kata Terakhir."
Lita diduga mencantumkan pesannya ini di Facebook pada hari yang sama saat ia melaporkan kekerasan yang dilakukan oleh kekasihnya yang juga berasal dari Inggris. Belum ada jadwal baru dari persidangan mantan kekasihnya itu.
Lita meninggal dunia sekitar pukul 09.30 pagi waktu setempat pada Jumat pekan lalu. Polisi bergegas menuju rumahnya setelah mendapatkan keterangan dari para tetangganya dan mendapatinya telah tewas.
KOMPAS.com — Ekspatriat asal Inggris, Lita Broadhurst (48), tewas seketika setelah terjun dari lantai 4 sebuah gedung permukiman setinggi 9 meter lebih. Perempuan yang berprofesi sebagai guru ini sempat meninggalkan catatan di situs jejaring sosial Facebook untuk seorang putrinya yang masih remaja.
Lita Broadhurst yang menetap di dekat Almeria, tenggara Spanyol, semula direncanakan memberikan kesaksian terhadap mantan kekasihnya yang dituduh melakukan kekerasan fisik terhadap dirinya. Persidangan itu sendiri berlangsung pada hari ketika Lita mengakhiri hidupnya.
Mantan kekasih Lita Broadhurst telah dibebaskan dengan jaminan. Sementara itu, pihak penyidik masih terus menyelidiki pesan yang ditulis ibu dari 2 anak ini dua hari sebelum ia mengakhiri hidupnya.
Lita yang menyebut pelaku kekerasan terhadap dirinya di pesan Facebook di antaranya menulis: "Aku merasa sangat ketakutan dalam 12 jam terakhir sehingga harus tidur dengan pemukul besi di tangan, sebuah botol yang disiapkan di samping ranjang, dan telepon yang disiagakan untuk menelepon polisi."
"Saya tidak biasanya ditaklukkan oleh perasaan khawatir, tetapi entah kenapa kali ini aku tidak kuasa dikelilingi oleh perasaan khawatirku. Anak-anakku adalah satu-satunya sandaranku dan aku sangat menyesal dengan kedukaan yang kutinggalkan bagi mereka berdua," ucapnya.
"Kumohon pada anak-anakku, janganlah membenciku karena aku telah mengecewakan kalian. Kasih sayangku terhadap kalian tidak akan pernah sirna karena aku yakin kalian akan tetap bisa merasakannya saat membutuhkannya."
Pesan ini diberi judul oleh Lita Broadhurst, "Kata-kata Terakhir."
Lita diduga mencantumkan pesannya ini di Facebook pada hari yang sama saat ia melaporkan kekerasan yang dilakukan oleh kekasihnya yang juga berasal dari Inggris. Belum ada jadwal baru dari persidangan mantan kekasihnya itu.
Lita meninggal dunia sekitar pukul 09.30 pagi waktu setempat pada Jumat pekan lalu. Polisi bergegas menuju rumahnya setelah mendapatkan keterangan dari para tetangganya dan mendapatinya telah tewas.
3 komentar:
Hal seperti ini tidak perlu terjadi jika kita benar2 memahami makna dari mencintai dan dicintai
kurangajar tuh laki...apa dia tidak berpikir bahwa semua dampak yang dia lakukan.
lagi2 perempuan yang jadi korban....hidup ini memang tidak adil bagi permepuan.
Post a Comment