Senin, 25 Januari 2010 | 15:16 WIB
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Pengadilan Malaysia, Senin, menghukum dua pria masing-masing 10 tahun penjara karena terlibat dalam pemukulan yang menewaskan kedua orangtua dari salah satu pria itu. Namun, seorang terdakwa utama dalam kasus tersebut dibebaskan dengan alasan tidak waras. Kasus itu bermula dari sebuah ritual pengusiran roh jahat.
Ketiga pria yang masih berusia sekitar 20 tahun itu memiliki hubungan keluarga. Dua orang berstatus kakak-adik dan yang seorang lagi, yang kedua orangtuanya tewas, adalah sepupu mereka. Mereka didakwa telah menyebabkan kematian dua orang dalam sebuah pertemuan keluarga di sebuah apartemen di Kuala Lumpur pada Oktober 2008. Kedua korban dipukul dengan sapu dan helm demi membebaskan mereka dari roh jahat dan menyembuhkan mereka dari kebiasaan merokok dan sejumlah masalah lain.
Jaksa Penuntut, Aidatul Azura Zainal Abidin, mengatakan bahwa sebuah pengadilan di Kuala Lumpur menyatakan, Muhamad Fauzi Abdul Razak dan sepupunya, Muhammad Nizam Mohamad Ibrahim, bersalah karena melakukan pembunuhan dan menghukum mereka 10 tahun penjara. Dua orang yang tewas akibat ritual itu adalah orangtua Muhammad Nizam.
Terdakwa utama kasus itu, Muhamad Ilyas Abdul Razak, dibebaskan dari tuduhan, tetapi pengadilan memerintahkan agar dia dikirim ke rumah sakit jiwa. Muhamad Ilyas adalah saudara dari Muhamad Fauzi.
“Pengadilan mengatakan, dia gila pada saat peristiwa itu terjadi," kata Aidatul. Jaksa itu juga telah meminta hukuman maksimal 30 tahun terhadap ketiga orang tersebut, tetapi pengadilan mempertimbangkan bahwa mereka masih muda.
Muhamad Ilyas (25 tahun) bersaksi bahwa dia telah dianugerahi kekuatan untuk menyembuhkan yang sakit dan menghidupkan yang mati. Dia bersaksi, dia memukul paman dan bibinya dalam sebuah ritual untuk membersihkan mereka dan kuasa jahat yang dapat merusak keluarga itu.
Seorang psikiater negara memberi keterangan bahwa Ilyas tidak waras. Tahyul masih kuat dipercaya di Malaysia. Di desa-desa, sudah lumrah bahwa orang mencari kesembuhan kepada penyembuh spiritual untuk sakit mental dan fisik. Namun, ritual mereka sangat jarang melibatkan kekerasan.
Penulis: EGP | Editor: aegi | Sumber : AP
Tuesday, January 26, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment