Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Friday, January 13, 2012

Keringat, Air Mata dan Mimpi-Potret Bocah-Bocah di China

Friday, January 13, 2012

Satu gerakan berulang ulang begitu sering, bahkan ratusan kali. Satu set gerakan dilatih selama lima tahun. Setiap tahunnya, lebih dari 30 anak bergabung dengan tim senam, tetapi sangat sedikit yang mampu bertahan dengan itu. "Setiap tahun ada anak-anak berbakat begitu banyak yang menyerah pada pelatihan, yang begitu menyedihkan," kata pelatih.



Latihan anak-anak kecil ini melibatkan tangan lembut mereka untuk berdiri terbalik. Pelatih mengulangi lagi dan lagi gerakan-gerakan penting dan mengoreksi jika ada yang tidak sesuai. "Jiaka ada anak yang mampu berdiri dengan sempurna maka dia boleh menyudahi sesi ini dan jika masih ada yang belum, mereka harus terus dan terus berlatih dan tidak diijinkan turun.". Celana terbalik sudah menjadi pemandangan yang biasa di gymnasium.



Reaksi Berantai: Jika satu anak menangis, pelatih akan meminta seluruh kelompok anak-anak menangis, dan semakin mereka menangis lebih keras Pelatih akan "menggoda" mereka dengan snack.



Pemandangan "kelelawar kecil" bergantung di sana.







Jari-jari kaki kram, rasa sakit peregangan otot menyebabkan anak menangis keras.





Ekspresinya mati rasa, sudah biasa dengan jenis pelatihan seperti ini setiap hari, serta berteriak dari rasa sakit setiap hari.



Ketika waktu istirahat tiba, sifat bawaan anak-anak muncul, bermain, berlarian mengejar satu sama lain.



Setelah melakukan latihan rutin, mereka juga harus ulangi gerakan berkali-kali, bahkan ratusan kali. kebiasaan rutin lima tahun latihan.



Nyeri hadir setiap hari, namun semua itu untuk mimpi mereka sendiri yakni menjadi juara.



Apapun yang diinstruksikan pelatih harus dilakukan mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan sangat cepat.



Ada kalanya mereka terlihat lebih eksis dan "narsis" terutama didepan kamera.



Sifat asli anak-anak dapat dilihat setelah pelatihan.







"Setiap tahun ada saja anak-anak berbakat yang menyerah."



masa anak-anak dihabiskan untuk kerasnya sebuah ambisi

Anda Akan Menyukai ini :

3 komentar:

M. Iqbal said...

Keliatannya sih tidak manusiawi...tapi itulah asal muasal sebuah keberhasilan...ditmpa sejak dini

Oeng said...

Setuju....kalau saja indonesia mampu mempersiapkan atlit2nya sejak dini, saya yakin kita bisa bicara banyak di kancah internasional.

biaya pembinaan di makan oleh sirakus koruptor...apa kata dunia

Admin said...

@ M. Iqbal dan Oeng

Meskipun di dera sakit sianak tetap konsisten berlatih dan menerapkan instruksi pelatih.

indonesia kayaknya belum mampu untk kaderisasi

Post a Comment

 

Komentar

Postingan Terakhir